Saturday, March 24, 2018

Memburu Peneror Novel Hingga Lintas Benua


Kapolri Jenderal Tito Karnavian merilis sketsa wajah yang diduga pelaku penyerangan penyidik KPK Novel Baswedan. Sketsa itu disebarkan ke publik setelah Tito menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara, Senin 31 Juli 2017 kemarin.

Dalam sketsa yang ditunjukkan Tito, terduga pelaku adalah seorang pria berkulit hitam dengan rambut keriting. Tito menambahkan, terduga pelaku berbadan ramping dengan tinggi antara 160-170 cm.

Pembuatan sketsa itu, tidak gampang. Polisi telah berulang-ulang membuat sketsa terduga pelaku berdasarkan keterangan sejumlah saksi. Mulai dari sketsa yang digambar manual hingga yang menggunakan teknologi mutakhir.

Bahkan, Polri pun memutuskan untuk bekerja sama dengan AFP (Australian Federal Police) atau Kepolisian Australia demi membuat sketsa yang lebih detil.

Kita rekonstruksi menggunakan komputer sehingga terakhir kita dapatkan yang ini. Baru kira-kira dua hari yang lalu," kata Tito di Istana Negara, Jakarta, Senin 31 Juli 2017 kemarin.

Sketsa wajah terduga pelaku itu dibuat berdasarkan keterangan satu saksi penting. Saksi melihat seseorang dengan perilaku mencurigakan berdiri di dekat masjid, lima menit sebelum penyerangan. Diduga, orang mencurigakan itu adalah pengendara motor penyerang Novel.

Disamping menyebar sketsa, polisi juga telah melakukan upaya lain untuk mengungkap identitas pelaku penyerangan. Diantaranya, memeriksa 50 CCTV yang berada dalam radius 1 kilometer dari lokasi penyerangan.

Selain itu, polisi juga sudah mendatangi lebih dari 100 toko kimia penjual H2SO4 atau asam sulfat. Cairan kimia yang disiramkan pelaku penyerangan ke wajah Novel Baswedan. Untuk saksi, sudah ada 59 orang yang telah didengarkan keterangannya oleh polisi.

Dari saksi-saksi memang ada perkembangan yang makin baik karena semula saksi-saksi yang sudah kita periksa, kita belum menemukan saksi yang melihat, mengetahui wajah tersangka pada waktu kejadian," kata Tito.

Sementara itu, informasi adanya keterlibatan jenderal polisi dalam penyerangan Novel, disebut Tito, masih perlu ditindaklanjuti. Dalam hal ini, dengan mendengarkan langsung keterangan dari Novel sebagai saksi korban.

Untuk itu, Polri sudah menyiapkan tim untuk berangkat ke Singapura menemui dan mendengarkan keterangan Novel. Agar lebih transparan dan adil, tim dari Polri ini akan didampingi salah satu Pimpinan KPK.

No comments:

Post a Comment